BAB I
PENDAHULUAN
1.
A. LATAR
BELAKANG
Pendidikan merupakan kegiatan yang universal
dalam kegiatan masyarakat. Meskipun pendidikan merupakan suatu gejala yang umum
dalam setiap kehidupan masyarakat, namun perbedaan filsafat dan pandangan hidup
yang dianut oleh masing-masing bangsa atau masyarakat menyebabkan adanya
perbedaan penyelenggaraan termasuk perbedaan sistem pendidikan tersebut.
Penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang hendak
dicapainya, rumusan tujuan pendidikan selalu mengalami perubahan sesuai dengan
tuntutan pembangunan dan perkembangan kehidupan masyarakat dan negara
Indonesia. Tujuan pendidikan adalah kualifikasi yang diharapkan dimiliki murid
setelah dia menerima atau menyelesaikan program pendidikan pada lembaga
pendidikan tertentu.
Pendekatan filosofis
terhadap hakekat tujuan pendidikan sangat penting karena bertujuan untuk
menjelaskan inti, dan hakikat mengenai tujuan pendidikan.
1.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Apakah pengertian dari pendekatan filosofis?
2.
Apakah tujuan pendidikan?
3.
Bagaimana tujuan pendidikan menurut para filusuf?
4.
Bagaimana pendekatan filosofis terhadap hakekat tujuan pendidikan?
1.
C. TUJUAN
1.
Mengetahui pengertian dari pendekatan filosofis.
2.
Mengetahui tujuan pendidikan
3.
Mengetahui tujuan pendidikan menurut para filusuf..
4.
Mengetahui pendekatan filosofis terhadap hakekat tujuan
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
A. PENGERTIAN
PENDEKATAN FILOSOFIS
Pendekatan filosofis
adalah cara pandang atau paradigma yang bertujuan untuk menjelaskan inti,
hakikat, atau hikmah mengenai sesuatu yang berada di balik objek formanya. Dengan
kata lain, pendekatan filosofis adalah upaya sadar yang dilakukan untuk
menjelaskan apa dibalik sesuatu yang nampak.
Pendekatan filosofis
untuk menjelaskan suatu masalah dapat diterapkan dalam aspek-aspek kehidupan
manusia, termasuk dalarn pendidikan. Filsafat tidak hanya melahirkan
pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat
pendidikan adalah filsafat terapan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan
yang dihadapi. John Dewey (1964) berpendapat bahwa filsafat merupakan teori
umum tentang pendidikan. Filsafat sebagai suatu sistem berpikir akan menjawab
persoalan-persoalan pendidikan yang bersifat filosofis dan memerlukan jawaban
filosofis pula.
1.
B. TUJUAN
PENDIDIKAN
Secara bahasa tujuan
adalah arah, haluan, jurusan, maksud . Dalam skala yang lebih besar pendidikan
diatur oleh Pemerintah baik sistem maupun managemennya. Di Indonesia
berdasarkan Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan
nasional bertujuan Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk brkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
.
Paulo Freire, tokoh pendidikan Amerika Latin mengatakan bahwa tujuan akhir dari preses pendidikan adalah memanusiakan manusia (humanisasi). Tidak jauh berbeda dengan pandangan di atas M.Arifin berpendapat bahwa proses pendidikan pada akhirnya berlangsung pada titik kemampuan berkembangnya tiga hal, yaitu mencerdaskan otak yang ada dalam kepala (head), kedua, mendidik akhlak atau moralitas yang berkembang dalam hati (heart) dan ketiga, adalah mendidik kecakapan/ketrampilan yang pada prinsipnya terletak pada kemampuan tangan (hand). Berangkat dari arti pentingnya pendidikan ini, Karnadi Hasan memandang bahwa pendidikan bagi masyarakat dipandang sebagai “human investment” yang berarti secara historis dan filosofis, pendidikan telah ikut mewarnai dan menjadi landasan moral dan etik dalam proses humanisasi dan pemberdayaan jati diri bangsa.
Paulo Freire, tokoh pendidikan Amerika Latin mengatakan bahwa tujuan akhir dari preses pendidikan adalah memanusiakan manusia (humanisasi). Tidak jauh berbeda dengan pandangan di atas M.Arifin berpendapat bahwa proses pendidikan pada akhirnya berlangsung pada titik kemampuan berkembangnya tiga hal, yaitu mencerdaskan otak yang ada dalam kepala (head), kedua, mendidik akhlak atau moralitas yang berkembang dalam hati (heart) dan ketiga, adalah mendidik kecakapan/ketrampilan yang pada prinsipnya terletak pada kemampuan tangan (hand). Berangkat dari arti pentingnya pendidikan ini, Karnadi Hasan memandang bahwa pendidikan bagi masyarakat dipandang sebagai “human investment” yang berarti secara historis dan filosofis, pendidikan telah ikut mewarnai dan menjadi landasan moral dan etik dalam proses humanisasi dan pemberdayaan jati diri bangsa.
Pendidikan dimanapun dan
kapanpun pada esensinya adalah sama. Hal ini di ungkapakan oleh Robert Maynard
Hutchins yaitu bahwa :
Satu tujuan pendidikan adalah mengeluarkan unsur-unsur kemanusiaan yang sama dalam diri kita. Unsur unsur itu pada dasarnya tidak berbeda meski tempat dan waktunya berlainan. Jadi, anggapan bahwa manusia harus dididik untuk hidup di tempat atau di zaman tertentu, menyesuaikan manusia dengan lingkungan tertentu, adalah gagasan asing dan tidak sesuai dengan konsepsi pendidikan sejati.
Satu tujuan pendidikan adalah mengeluarkan unsur-unsur kemanusiaan yang sama dalam diri kita. Unsur unsur itu pada dasarnya tidak berbeda meski tempat dan waktunya berlainan. Jadi, anggapan bahwa manusia harus dididik untuk hidup di tempat atau di zaman tertentu, menyesuaikan manusia dengan lingkungan tertentu, adalah gagasan asing dan tidak sesuai dengan konsepsi pendidikan sejati.
Pendidikan
mengisyaratkan pengajaran. Pengajaran mengisyaratkan pengetahuan. Pengetahuan
adalah kebenaran. Kebenaran, dimanapun, kapanpun, sama saja .
Pendidikan dapat
dikatakan berhasil jika sudah mempunyai tujuan-tujuan yang jelas dan ditempuh
dengan tindakan-tindakan yang jelas pula..
Bila kita kembali kepada hakekat pendidikan maka pendidikan pada esensinya juga bertujuan untuk membantu manusia menemukan hakekat kemanusiaannya. Proses humanisasi ini adalah –meminjam istilah Freire- pembebasan. Pembebasan manusia dari belenggu struktur sosial, cara pikir yang salah, doktrin tertentu dan sebagainya
Bila kita kembali kepada hakekat pendidikan maka pendidikan pada esensinya juga bertujuan untuk membantu manusia menemukan hakekat kemanusiaannya. Proses humanisasi ini adalah –meminjam istilah Freire- pembebasan. Pembebasan manusia dari belenggu struktur sosial, cara pikir yang salah, doktrin tertentu dan sebagainya
1.
C. TUJUAN
PENDIDIKAN MENURUT PARA FILUSUF
Para filusuf
mengemukakan pandangan berbeda mengenai tujuan pendidikan, antara lain:
1.
Plato (427-347 SM)
Tujuan utama pendidikan
adalah membina pemimpin yang sadar akan asas normative dan melaksanakannya
dalam semua aspek kehidupan.
1.
Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles menganggap
kebahagiaan sebagai tujuan dari pendidikan yang baik. Ia mengembangkan individu
secara bulat dan total, meliputi aspek jasmaniyah, emosi, dan intelek. Ia juga
mengakui bahwa kebahagiaan tertinggi adalah “kehidupan berpikir”.
1.
Thomas Aquinas
Thomas berpendapat bahwa
tujuan pendidikan adalah menuntun kemampuan – kemampuan yang masih tidur
menjadi aktif atau nyata tergantung pada kesadaran tiap –tiap individu. Seorang
guru bertugas untuk menolong membangkitkan potensi yang masih tersembunyi dari
anak didik agar menjadi aktif dan nyata.
1.
John Dewey
Tujuan pendidikan adalah
efisiensi sosial dengan cara memberikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam
kegiatan-kegiatan demi pemenuhan kepentingan dan kesejahteraan bersama secara
bebas dan maksimal.
1.
D. PENDEKATAN
FILOSOFIS TERHADAP HAKEKAT TUJUAN PENDIDIKAN
Pendekatan filosofis
yaitu suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan
dengan menggunakan metode filsafat. Pendidikan membutuhkan filsafat karena
masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata, yang
hanya terbatas pada pengalaman. Dalam pendidikan akan muncul masalah-masalah
yang lebih luas, kompleks dan lebih mendalam, yang tidak terbatas oleh
pengalaman inderawi maupun fakta-fakta faktual, yang tidak mungkin dapat
dijangkau oleh sains. Masalah-masalah tersebut diantaranya adalah tujuan
pendidikan yang bersumber dari tujuan hidup manusia dan nilai sebagai pandangan
hidup. Nilai dan tujuan hidup memang merupakan fakta, namun pembahasannya tidak
bisa dengan menggunakan cara-cara yang dilakukan oleh sains, melainkan
diperlukan suatu perenungan yang lebih mendalam.
Cara kerja pendekatan
filsafat dalam pendidikan dilakukan melalui metode berfikir yang radikal,
sistematis dan menyeluruh tentang pendidikan, yang dapat dikelompokkan ke dalam
tiga model:
1.
Model filsafat spekulatif
Filsafat spekulatif
adalah cara berfikir sistematis tentang segala yang ada, merenungkan secara
rasional-spekulatif seluruh persoalan manusia dengan segala yang ada di jagat
raya ini dengan asumsi manusia memliki kekuatan intelektual yang sangat tinggi
dan berusaha mencari dan menemukan hubungan dalam keseluruhan alam berfikir dan
keseluruhan pengalaman
1.
Model filsafat preskriptif
Filsafat preskriptif
berusaha untuk menghasilkan suatu ukuran (standar) penilaian tentang
nilai-nilai, penilaian tentang perbuatan manusia, penilaian tentang seni,
menguji apa yang disebut baik dan buruk, benar dan salah, bagus dan jelek.
Nilai suatu benda pada dasarnya inherent dalam dirinya, atau hanya merupakan
gambaran dari fikiran kita. Dalam konteks pendidikan, filsafat preskriptif
memberi resep tentang perbuatan atau perilaku manusia yang bermanfaat.
1.
Model filsafat analitik
Filsafat analitik
memusatkan pemikirannya pada kata-kata, istilah-istilah, dan
pengertian-pengertian dalam bahasa, menguji suatu ide atau gagasan untuk
menjernihkan dan menjelaskan istilah-istilah yang dipergunakan secara hati dan
cenderung untuk tidak membangun suatu mazhab dalam sistem berfikir (disarikan
dari Uyoh Sadulloh, 1994).
Pendekatan filosofis
pada dasarnya bertujuan untuk menjelaskan inti,dan hakikat, mengenai
sesuatu yang berada di balik suatu objek tertentu.
1.
Inti Tujuan Pendidikan
Inti dari Tujuan
pendidikan adalah Keimanan kepada Tuhan YME.
Ibarat pohon besar
ranting-ranting adalah semua cabang ilmu pengetahuan, dan badan pohon di
ibaratkan sebagai filsafat merupakan induk dari cabang ilmu pengetahuan. Serta
akar sebagai inti/dasar induk cabang ilmu pengetahuan yaitu iman. Jadi
kesimpulannya bahwa apapun ilmu yang kita peroleh dasarnya adalah iman
(tauhid). Dasar pancasila kita saja dalam sila pertama “Ketuhanan Yang Maha
Esa” merujuk pada keimanan, merupakan pembungkus dari empat sila yang lain.
1.
Hakekat Tujuan Pendidikan
Pendidikan merupakan transfer of
knowledge, transfer of value dan transfer of culture and transfer of religiusyang diarahkan pada upaya untuk memanusiakan
manusia. Hakikat proses pendidikan ini sebagai upaya untuk mengubah
perilaku individu atau kelompok agar memiliki
nilai-nilai yang disepakati berdasarkan agama, filsafat, ideologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan.
Menurut Freire hakekat
tujuan pendidikan adalah membebaskan. Freire mendobrak bahwa pendidikan haruslah mencermati realitas
sosial. Pendidikan tidaklah dibatasi oleh metode dan teknik pengajaran bagi
anak didik. Pendidikan untuk kebebasan ini tidak hanya sekedar dengan
menggunakan proyektor dan kecanggihan sarana tekhnologi lainnya yang ditawarkan
sesuatu kepada peserta didik yang berasal dari latar belakang apapun. Namun
sebagai sebuah praksis sosial, pendidikan berupaya memberikan bantuan
membebaskan manusia di dalam kehidupan objektif dari penindasan yang mencekik
mereka . Hal senada juga di ungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara, bahwa pendidikan
seharusnya memerdekakan,.
YB. Mangunwijaya
beranggapan bahwa pendidikan haruslah berbasis realitas sosial.
Kata Latin untuk
mendidik adalah educare yang berarti menarik keluar dari, dan ini boleh diartikan usaha
pemuliaan. Kata educare memberi arah kepada pemuliaan manusia, atau pembentukan manusia.
Dalam pengertian sederhana secara leksikal education (pendidikan) adalah suatu proses pembebasan
untuk membuat manusia lebih manusiawi. Manusiawi berarti manusia yang lebih
mulia, yang keluar dari ketertindasan dan kebodohan.
BAB III
PENUTUP
1.
A. KESIMPULAN
Pendekatan filosofis
adalah cara pandang atau paradigma yang bertujuan untuk menjelaskan inti,
hakikat, atau hikmah mengenai sesuatu yang berada di balik objek formanya
Inti dari Tujuan
pendidikan adalah Keimanan kepada Tuhan YME.
Hakekat tujuan
pendidikan adalah membebaskan. Pembebasan untuk membuat manusia lebih
manusiawi. Manusiawi berarti manusia yang lebih mulia, yang keluar dari
ketertindasan dan kebodohan.
1.
B. SARAN
Di dalam menghadapi
masalah-masalah di bidang pendidikan sebaiknya menggunakan pendekatan
filosofis.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, HM, Prof.2000.Filsafat Pendidikan
Islam, Cet. VI.Jakarta: PT. Bumi Aksara
Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.1988.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Karnadi, Hasan.2000.Jurnal Dinamika Islam
dan Budaya Jawa.IAIN Wali Songo: Pusat
Pengkajian Islam Strategis.
Uyoh Sadulloh.1994. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: P.T. Media Iptek