aRtmGj9nYCRgAUanjInMp3gEbQOqXBW58gLhi6IP

Cari Blog Ini

Pages

Team Kerja Dlam Organisasi



Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,Tuhan Yang Maha Esa.karena hanya atas rahmat dan karunia-NYAlah, kelompok kami dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “Tim Kerja Dalam Organisasiini kami sajikandalamrangkamemenuhitugasmatakuliah Perilaku dan Budaya Organisasi yang di ampuholehdosen kami Dr.Imam Machali.
Tim kerja yang tangguh adalah dambaan setiap manajemen puncak. Disadari tim kerja yang kuat tidak timbul tiba-tiba. Tetapi harus dibentuk dan dikembangkan. Untuk itu diperlukan suatu perencanaan operasional yang dapat dilaksanakan dan terukur. Dukungan operasional seperti sumberdaya fasilitas dan waktu serta upaya sistematis akan memercepat terbentuknya tim tangguh atau kuat. Sebagai tingkat awal membentuk tim yang kuat adalah penting tetapi tidaklah cukup untuk kelangsungan organisasi. Dengan kata lain setiap ketua organisasi harus mampu menciptakan pertumbuhan tim yang berkesinambungan melalui pelatihan, insentif kompensasi, dan membangun hubungan kerja antaranggota organisasi dan ketua organisasi dengan anggota organisasi secara intensif.
  Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami membutuhkan kritik dan saran dari pembaca. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum wr. Wb.
Yogyakarta,      Maret 2013

Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB i Pendahuluan
BAB II Pembahasan
1. Pengertian Tim Kerja
2. Manfaat Kerja Tim
3. Ciri-ciri  Tim yang berkinerja Tinggi
4.  Jenis-jenis Tim Kerja
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
B. SaranDaftar Pustaka



BAB I
Pendahuluan
Tim kerja terdiri dari sekumpulan anggota organisasi yang dikoordinasi oleh ketua tim dan atau seorang ketua organisasi. Pada umumnya tim kerja dibentuk sebagai suatu kebutuhan organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai. Dengan tim kerja diharapkan fungsi kontrol akan berjalan lebih efektif dan efisien. Konflik-konflik atau deviasi kerja bisa ditekan seminim mungkin dengan kepemimpinan yang kuat dari seorang ketua organisasi. Mekanisme hubungan sesamamitra kerja pun dapat berjalan intensif.
Ketangguhan sebuah tim kerja dicirikan oleh orang-orang terpilih yang menduduki posisi tertentu dan mampu menjalankan tugas sesuai dengan kompetensinya. Keberhasilan tim merupakan akumulasi dari proses dan kinerja setiap anggota organisasi. Katakanlah, semacam tugas dan hasil kolektif dalam suatu sistem kerja yang sinergis. Semakin tinggi kekuatan sinergitas diantara anggota organisasi dan ketua organisasi semakin tinggi kekuatan sebuah tim. Tingkat kesalahan dalam pekerjaan pun dapat ditekan sekecil mungkin.[1]
Tim boleh jadi merupakan kelompok kerja yang relatif permanen, namun juga bisa bersifat temporer yang bertugas untuk menyelesaikan sebuah proyek tertentu.Tim yang relatif permanen biasanya dinamakan “natural team work”, sedangkan yang temporer banyak disebut sebagai “a cross-functional action team”biasanya terdiri dari orang-orang dari berbagai bagian atau departemen. Bentuk tim yang dianggap paling maju adalah “self-directed”, karenanya tim semacam ini kurang memerlukan pengawasan, dan memiliki otoritas penuh dalam penyelesaian tugas-tugasnya. Agar tim bisa bekerja secara efektif dalam mengembangkan motivasi, kedekatan, dan produktivitas, banyak organisasi yang memandang pembangunan tim merupakan salah satu aspek dari pengembangan organisasi.
Kelompok dan Tim adalah dua konsep berbeda.Kelompok atau groups didefinisikan sebagai dua atau lebih individu yang saling bergantung dan bekerjasama, yang secara bersama berupaya mencapai tujuan. Kelompok kerja (work groups) adalah kelompok yang para anggotanya saling berinteraksi terutama untuk saling berbagi informasi untuk membuat keputusan guna membantu satu sama lain dalam wilayah kewenangannya masing-masing.
Kelompok kerja tidak memiliki kebutuhan ataupun kesempatan untuk terlibat di dalam kerja kolektif yang memerlukan upaya gabungan dari seluruh anggota tim. Akibatnya, kinerja mereka sekedar kumpulan kontribusi parsial dari seluruh individu anggota kelompok. Tidak ada sinergi positif yang menciptakan tingkat kinerja keseluruhan yang lebih besar ketimbang totalitas input yang mereka berikan. Sementara itu, Tim Kerja mengembangkan sinergi positif melalui upaya yang terkoordinasi. Upaya individual mereka menghasilkan suatu tingkat kinerja yang lebih besar ketimbang totalitas input para individunya.


BAB II
Pembahasan
1.PengertianTim Kerja
Tim kerja adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya menghasilkankinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen, Timothy2008:406). Hal ini memiliki pengertian bahwa kinerja yang dicapai oleh sebuahtim lebih baik daripada kinerja perindividu disuatu organsasi. Tim kerja menghasilkan sinergi positif melaluiusaha yang terkoordinasi.Usaha-usaha individual mereka menghasilkan satutingkat kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan individual. Penggunaantim secara ekstensif menghasilkan potensi bagi sebuah organisasi untukmembuahkan banyak hasil yang lebih besar tanpa peningkatan masukan. Kinerjatim akan lebih unggul daripada kinerja individu jika tugas yang harus dilakukanmenuntut ketrampilan ganda.[2]
            Sebuah tim (team) adalah sebuah unit yang terdiri dari 2 orang atau lebihyang berinteraksi dan mengkoordinasikan pekerjaan mereka untuk menyelesaikansebuah tugas yang spesifik (Daft, 2003:171). Definisi ini mempunyai tigakomponen.yakni;
a. Pertama, diperlukan 2 orang atau lebih. Tim dapat cukup besar,walaupun kebanyakan kurang dari 15 orang.
b. Kedua, orang dalam sebuah tim melakukan interaksi secara teratur. Orang yang tidak berinteraksi, dan tidak membentuk sebuah tim.
c. Ketiga, orang dalam sebuah tim terbagi sebuah tujuan berkinerja.
Katzenbach dan Smith, mendefinisikan team sebagai sekelompok kecil orangdengan keterampilan yang saling melengkapi yangberkomitmen untuk maksud bersama.
Sedangkan menurut Hunsaker, 2001, Tim ialah kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapidan berkomitmen untuk mecapai tujuan bersama secara efektif dan efisien.Kerja tim ialah kerja berkelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien.
2. Manfaat Kerja Tim
Kerja tim dapat memberikan manfaat, antara lain:
a. pekerjaan menjadi lebih ringan karena dilakukan bersama
b. dapat menimbulkan semangat kebersamaan.                
c. lebih efektif dan efisien dibandingkan dikerjakan sendiri-sendiri.
d. kinerja organisasi lebih meningkat.
Tim kerja menjadi popular dalam organisasi, karena :
a. bukti menyatakan bahwa lazimnya kinerja tim lebih unggul daripada kinerja individu.
b. manajemen menemukan bahwa tim lebih tanggap dan responsal terhadap peristiwa yang berubah di departemen atau bentuk bentuk lain yang lebih tradisional dari pengelempokan yang permanen.
c. Tim mempunyai kemampuan untuk dapat dengan cepat berkumpul, menyebar, memfokus ulang dan membubarkan diri.
Melalui kerjasama dan saling berbagi pengetahuan serta ketrampilan, sebuah tim seringkali mampu menyelesaikan tugas secara efektif, ketimbang dilakukan oleh seorang individu. Tim boleh jadi merupakan kelompok kerja yang relatif permanen, namun juga bisa bersifat temporer yang bertugas untuk menyelesaikan sebuah proyek tertentu.
Tim yang relatif permanen biasanya dinamakan natural team work, sedangkan yang temporer banyak disebut sebagai “across-functional actionteam” , biasanya terdiri dari orang-orang dari berbagai bagian atau departemen.
Tim dibangun dengan tujuan untuk membantu kelompok fungsional menjadi lebih efektif. Karena rasa individualisme dan persaingan antar pribadi relatif tajam dalam organisasi, maka tidak semua kelompok kerja dapat dikategorikan ke dalam suatu tim. Lima atau enam orang yang sedang menyelesaikan suatu proyek belum menjamin bahwa mereka bisa bekerjasama dalam mencapai tujuan. Secara spesifik, membangun sebuah tim artinya harus mengembangkan semangat, saling percaya, kedekatan, komunikasi, dan produktivitas.
  • Semangat : Muncul karena masing-masing anggota percaya bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas. Makin tinggi tingkat kepercayaan mereka atas kemampuannya, makin besar pula motivasi mereka untuk menyelesaikan tugas dengan baik
  • Saling percaya : Rasa saling percaya antar sesama anggota merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh setiap anggota tim, agar tim mampu bekerja secara efektif.
  • Kedekatan : Kedekatan antar anggota merupakan perasaan yang mampu menyatukan anggota secara sukarela. Suatu kelompok yang kohesif adalah kelompok yang dimiliki oleh setiap anggotanya. Mereka mempunyai tingkat loyalitas yang tinggi terhadap kelompoknya. Umumnya kelompok yang kohesif akan lebih produktif.
  • Komunikasi : Agar tim bisa berfungsi dengan baik, semua anggota harus mempunyai kemampuan untuk mengembangkan hubungan antar pribadi secara baik, bicara secara terbuka satu sama lain, memecahkan konflik yang ada, dan secara bersama menghadapi masalah. [3]
  • Produktivitas : Tim seyogianya dapat menyelesaikan tugas yang tidak mungkin dilaksanakan perorangan. Melalui saling berbagi sumber daya, ketrampilan, pengetahuan, kepemimpinan, maka tim berpotensi sangat lebih efektif daripada perorangan.
3.Ciri-ciri Tim yang Berkinerja Tinggi
  1. Seluruh anggota mempunyai tekad menyelesaikan tujuan atau misi yang dikembangkannya.
  2. Tim bekerja dalam lingkungan yang anggotanya saling terbuka dan percaya satu sama lainnya.
  3. Seluruh anggota merasa memiliki tim, dan secara sukarela mereka berpartisipasi di dalamnya.
  4. Anggota terdiri atas orang dengan pengalaman, gagasan, pandangan, yang berbeda, dan perbedaan ini dihargai.
  5. Semua anggota tim secara terus menerus belajar dan memperbaiki dirinya. Hal ini membantu meningkatkan kemampuan tim dalam memecahkan persoalan.
  6. Semua anggota tim mengerti peranan dan tanggung-jawabnya, saling menghargai satu sama lainnya.
  7. Keputusan diambil berdasarkan konsensus
  8. Setiap anggota tim berkomunikasi secara terbuka, langsung, dan saling mendengarkan satu sama lainnya secara obyektif dan penuh kesabaran.
  9. Tim dapat menangani konflik tanpa harus memunculkan permusuhan.
  10.  Pimpinan tim, apakah temporer atau tetap, mempraktekan gaya kepemimpinan partisipatif. [4]
4. Jenis-Jenis Tim Kerja
        Tim dapat diklasifikasikan berdasar tujuannya. Terdapat 4 bentuk umum dari tim yang biasa kita temukan sehari-hari yaitu : Tim Problem-Solving, Tim Self-Managed Work, Tim Cross-Functional, dan Tim Virtual.
a. Tim Pemecahan Masalah (Problem Solving Team)

Gambar : Tim Problem Solving versi Robbins
Tim Pemecah Masalah (Problem Solving Team) ini mulai populer sejak tahun 1980-an. Bentuk tim awalnya serupa satu sama lain. Mereka umumnya terdiri atas 5 hingga 12 pekerja yang dibayar per jam dari departemen yang sama yang saling bertemu sekian jam setiap minggu untuk membahas peningkatan kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.
Dalam tim jenis ini, para anggota saling berbagi gagasan dan menawarkan saran seputar proses dan metode kerja, seperti apa yang perlu dilakukan agar produktivitas dapat ditingkatkan. Jarangkali tim-tim ini diberikan otoritas untuk secara unilateral (sendirinya) menerapkan saran mereka ke dalam tindakan.Satu hal yang dikenal sebagai bentuk Tim Problem-Solving adalah Lingkaran Kualitas. Ini merupakan tim kerja terdiri atas gabungan 8 hingga 10 pekerja dan supervisor yang saling berbagi gagasan wilayah kewenangan dan bertemu secara teratur guna mendiskusikan masalah kualitas pekerjaan mereka, menyelidiki sebab-sebab masalah, dan merekomendasikan penyelesaian.
b. Tim Kerja Pengelolaan Diri (Self-Managed Work)

Gambar : Tim Self-Managed Work versi Robbins
Tim Work Self-Managed umumnya terdiri atas 10 hingga 15 orang yang mengambil alih tanggung jawab dari para supervisor.Tanggung jawab ini termasuk kendali menyeluruh atas kecelakaan kerja, penentuan penilaian pekerjaan, pemecahan masalah organisasi, dan pilihan prosedur-prosedur pemeriksaan yang dilakukan secara kolektif.Tim ini bahkan memilih sendiri anggotanya. Robbins mencontohkan Xerox, General Motors, CoorsBrewing, PepsiCO, Hewlett-Packard, Honeywell, M&M/Mars, dan Aetna Life sebagai contoh sejumlah nama perusahaan populer yang telah mengimplementasikan konsep tim self-managed work. Perkiraan menyebut sekitar 30% pekerja Amerika Serikat menggunakan bentuk tim, dan diantara firma-firma besar, jumlah tersebut mendekati angka 50%.
c. Tim Kerja Pengelolaan Diri (Cross-Functional Team)

Gambar : Tim Cross-Functional versi Robbins
Menurut Robbins, Custom Research, Inc, firma riset pemasaran di Minneapolis, Amerika Serikat secara historis telah mengorganisir departemen-departemen yang bersifat fungsional, tetapi manajemen senior menyimpulkan bahwa departemen-departemen tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan yang berubah-ubah dari klien-klien firma. Akibat dari hal tersebut, firma ini menggagas dibentuknya satu tim lintas departemen yang bertujuan meningkatkan komunikasi dan penelusuran catatan kerja, yang akan membawa pada peningkatan produktivitas dan kepuasan klien. Organisasi ini mencerminkan Tim Cross-Functional. Tim ini terdiri atas pekerja-pekerja dari tingkat hirarki yang serupa tetapi beda wilayah pekerjaannya. Mereka bergabung bersama guna menyelesaikan suatu pekerjaan.
Robbins menyebutkan, banyak organisasi sudah menggunakan Tim Cross-Functional seperti ini semisal IBM membentuk gugus tugas tahun 1960-an yang terdiri atas pekerja lintas departemen dalam perusahaan guna mengembangkan Sistem 360 yang terbukti sukses. Gugus tugas tiada lain melainkan Tim Cross-Functional yang sifatnya temporer.

d. Tim Virtual (Virtual Team)

Gambar :Tim Virtual versi Robbins
Tim Virtual menggunakan teknologi komputer guna menghubungkan orang-orang yang terpisah secara fisik guna mencapai sasaran bersama.Teknik tersebut memungkinkan orang saling bekerjasama lewat metode online, kendati mereka dipisahkan yuridiksi negara bahkan benua.
Tim Virtual dapat melakukan lebih banyak hal ketimbang tim-tim lainnya, terutama dalam hal berbagi informasi, pembuatan keputusan, dan perampungan pekerjaan. Mereka terdiri atas para anggota dari organisasi yang sama ataupun hubungan anggota organ dengan para pekerja dari organisasi lain semisal supplier ataupun partner.
Terdapat 3 faktor utama yang membedakan Tim Virtual dengan tim-tim lain yang face-to-face, yaitu : (1) Ketiadaan komunikasi lisan-fisik; (2) terbatasnya konteks sosial, dan (3) kemampuan mengatasi masalah waktu dan hambatan tempat. Dalam komunikasi face-to-face, orang menggunakan paraverbal seperti nada suara, intonasi, dan volume suara serta nonverbal seperti gerak mata, roman muka, gerak tangan, dan bahasa tubuh lainnya.Keduanya semakin menjelaskan komunikasi, tetapi kini hal-hal tersebut nihil di dalam Tim Virtual.Tim Virtual menderita kekurangan laporan sosial yang manusiawi akibat interaksi langsung yang kecil diantara para anggotanya.[5]



                                


BAB III
Penutup
A.Simpulan
          Tim kerja terdiri dari sekumpulan anggota organisasi yang dikoordinasi oleh ketua tim dan atau seorang ketua organisasi. Pada umumnya tim kerja dibentuk sebagai suatu kebutuhan organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai. Dengan tim kerja diharapkan fungsi kontrol akan berjalan lebih efektif dan efisien. Konflik-konflik atau deviasi kerja bisa ditekan seminim mungkin dengan kepemimpinan yang kuat dari seorang ketua organisasi. Mekanisme hubungan sesama mitra kerja pun dapat berjalan intensif.
Ketangguhan sebuah tim kerja dicirikan oleh orang-orang terpilih yang menduduki posisi tertentu dan mampu menjalankan tugas sesuai dengan kompetensinya. Keberhasilan tim merupakan akumulasi dari proses dan kinerja setiap anggota organisasi. Katakanlah, semacam tugas dan hasil kolektif dalam suatu sistem kerja yang sinergis. Semakin tinggi kekuatan sinergitas diantara anggota organisasi dan ketua organisasi semakin tinggi kekuatan sebuah tim. Tingkat kesalahan dalam pekerjaan pun dapat ditekan sekecil mungkin.
B.Saran                                                          
            Pemikiran orang banyak akan lebih baik ketimbang pemikiran satu orang saja. Maka dari itu membangun sebuah tim adalah suatu proses memilih, mengembangkan, memberikan kemudahan, dan melatih sebuah kelompok kerja agar berhasil mencapai tujuan bersama.


Daftar Pustaka
·         http://andriewongso.com/awartikel-1513-Entrepreneur_Corner-Solid_Team_Work
·         Luthans , Fred. Perilaku organisasi Edisi 10. Andy Yogyakarta : 2007.






[1] http://andriewongso.com/awartikel-1513-Entrepreneur_Corner-Solid_Team_Work
               http://wasnudin.blogdetik.com/2011/01/07/teamwork-dalam-orgnisasi/
[2]http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2114192-pengertian-kerja-tim/#ixzz29ZJA0u00
[5]Fred Luthans.Perilaku Organisasi Edisi 10. Hal :517
Related Posts

Related Posts

Posting Komentar