aRtmGj9nYCRgAUanjInMp3gEbQOqXBW58gLhi6IP

Cari Blog Ini

Pages

Israiliyat?


Apa Itu Israiliyat?
Pertanyaan:
Israiliyat itu apa Ustadz?
Dari: Maher Said

Jawaban:
Bismillah wa shalatu was salamu ‘ala rasulillah

Berikut keterangan dalam kitab Ushul fi Tafsir:
Israiliyat adalah berita yang dinukil dari orang Bani Israil, baik yang beragama Yahudi atau Nasrani. Dan umumnya berasal dari masyarakat Yahudi.

Ditinjau dari statusnya, israiliyat dibagi menjadi 3:
Pertama, berita yang diakui kebenarannya dalam Islam. Berita israiliyat semacam ini boleh dibenarkan. Dan yang menjadi standar dalam hal ini adalah dalil Alquran atau hadis shahih.
Di antara contohnya adalah hadis dari Ibnu Mas’ud, bahwa ada seorang pendeta Yahudi yang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan mengatakan,
يا محمد، إنا نجد أن الله يجعل السماوات على إصبع، وسائر الخلائق على إصبع فيقول: أنا الملك
“Wahai Muhammad, kami mendengar bahwa Allah menjadikan langit di satu jari dan semua makhluk juga di salah satu jari. Lalu Allah berfirman: “Sayalah Raja.”
Mendengat hal ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam langsung tertawa, sehingga terlihat gigi geraham beliau, karena membenarkan ucapan si pendeta. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah,
وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعاً قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّمَاوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ
Mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. Az-Zumar: 67)
(HR. Bukahri no. 4811 dan Muslim 2786).

Kedua, berita yang didustakan dalam Islam; berita semacam ini statusnya batil, dan wajib diingkari. Misal, Nabi Isa adalah putra Allah, atau seperti yang disebutkan dalam hadis Jabir berikut:
كانت اليهود تقول إذا جامعها من ورائها، جاء الولد أحول
Orang Yahudi mengatakan, jika seorang suami mendatangi istrinya dari belakang maka anaknya nanti juling.”
Kemudian Allah dustakan anggapan orang Yahudi ini dengan menurunkan firman-Nya:
نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّى شِئْتُمْ
Istri kalian addalah ladang bagi kalian, maka datangilah ladang kalian, dari mana saja yang kalian inginkan.” (QS. Al-Baqarah: 223)
(HR. Bukhari 4528 dan Muslim 1435).

Ketiga, berita yang tidak dibenarkan dan tidak didustakan dalam Islam. Status berita semacam ini disikapi pertengahan (tawaquf), tidak boleh didustakan, karena bisa jadi itu benar, dan tidak dibenarkan, karena bisa jadi itu dusta.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, beliau mengatakan, “Orang ahli kitab membaca Taurat dengan bahasa ibrani dan menafsirkannya dengan bahasa Arab kepada kaum muslimin.”
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لا تصدقوا أهل الكتاب ولا تكذبوهم، وقولوا: آمَنَّا بِالَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَأُنْزِلَ إِلَيْكُمْ
Janganlah kalian membenarkan ahli kitab dan jangan pula mendustakannya, namun ucapkan: Kami beriman dengan kitab yang diturunkan kepada kami (alquran) dan kitab yang diturunkan kepada kalian.” (HR. Bukhari, 4485)
Hanya saja, dalam syariat kita, dibolehkan menceritakan berita Bani Israil, tanpa untuk tujuan diimani dan dibenarkan atau didustakan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
بلغوا عني ولو آية، وحدثوا عن بني إسرائيل ولا حرج، ومن كذب على متعمدا فليتبوأ مقعده م النار
Sampaikanlah dariku meskipun hanya satu ayat. Sampaikan kabar dari Bani Israil, dan tidak perlu merasa berat. Siapa yang berdusta atas namaku, hendaknya dia siapkan tempatnya di neraka.” (HR. Bukhari 3461)
Dan umumnya, kabar israiliyat ini tidak memiliki banyak manfaat penting dalam agama. Hanya sebatas cerita atau dongeng, seperti warna bulu anjing Ashabul Kahfi, siapa namanya, kisah tentang keluarga nabi-nabi masa silam, yang itu jika diketahui, tidak menambah amal kita.

Sikap Ulama Terkait Israiliyat
Berita israiliyat ini banyak kita jumpai di berbagai buku tafsir, sebagai pelengkap tafsir yang mereka sampaikan. Hanya saja, para ulama tidak sekata dalam menyikapi israiliyat. Ada ulama yang banyak membawakan berita israiliyat, dengan sanadnya; semacam Ibnu Jarir At Thabari. Ada juga ulama yang banyak membawakan berita ini, namun umumnya tidak menyebutkan sanadnya. Sebagaimana orang yang mencari kayu bakar di malam hari.
Di antara yang bisa dijadikan contoh adalah Al-Baghawi. Dalam Majmu’ Fatawa, Syaikhul Islam (13/304) mengatakan tentang Tafsir Al Baghawi: “Tafsir ini adalah ringkasan dari Tafsir At Tsa’labi, hanya saja dibuang bagian hadis-hadis palsu dan pemikiran-pemikiran menyimpang.” Beliau juga menjelaskan tentang Tafsir At Tsa’labi: “Dia bak pencari kayu bakar di malam hari, mengumpulkan semua yang dia dapatkan dalam buku tafsir, baik shahih, dhaif, maupun maudhu’.”
Ada ulama yang banyak menyebutkan israiliyat, kemudian beliau memberikan komentar tentang statusnya yang dhaif atau bahkan mengingkarinya. Metode ini yang sering dilakukan Al-Hafidz Ibnu Katsir. Bahkan ada juga ulama yang sangat keras dalam mengingkarinya dan tidak menyebutkannya dalam buku tafsirnya. Semacam Muhammad Rasyid Ridha.
Allahu a’lam



Related Posts

Related Posts

Posting Komentar