aRtmGj9nYCRgAUanjInMp3gEbQOqXBW58gLhi6IP

Cari Blog Ini

Pages

“Penegakan Hukum Zaman Umar bin Abdul Aziz dalam Meningkatkan Ahlakul Karimah”


ABSTRAK

          Dia terkenal sebagai seorang yang zuhud,wara’,shaleh dan takwa serta berbudi luhur. Seorang khalifah,kepala negara yang seperti halnya dengan Umar bin Abdul Aziz adalah sangat sulit mencarinya,mungkin jarang di dapat diantara seribu orang.Dalam membina suatu negeri yang memiliki kekayaan alam, memang tidak demikian sulit untuk meningkatkan negara tersebut menjadi satu negara dan rakyat yang makmur. Namun bila hanya segelintir insani saja diantara berjuta-juta manusia yang hidup mengecap kebahagiaan dan kemakmuran  itu,sedang negaranya miskin penuh utang dan rakyatnya melarat dari tahun ke tahun, maka itu suatu pertanda bahwa ada yang tidak beres berjalan di negeri itu.
          Tetapi hal yang sulit adalah menjadikan suatu negeri yang miskin yang sebagian besar terdiri dari alam padang pasir yang tandus gersang dan kurus kering dengan gunung-gunung batu yang gundul serta iklim yang dahsyat. Untuk mengubahnya menjadi negeri yang makmur,diperlukan seorang yang besar,pejabat tinggi dan agung yang bisa membawa mukjizat baru dan berjuang membanting tulang sebagai pemimpin,seperti halnya dengan Umar bin Abdul Aziz. Beliau banyak memberi dan menyumbangkan harta bendanya untuk negara dan sedikit sekali menerima bahkan kekayaanya sebelum menjabat sebagai khalifah diserahkannya semuanya untuk kepentingan negara dan rakyat.
Dalam pemberian hukum beliau selalu memberikan waktu selama tiga untuk menenangkan emosi,agar pemberian hukum kelak tidak didasarkan kepada emosi namun memang benar-benar karena orang tersebut bersalah dan sematra-mata untuk mentaati dan melaksanakan hukum yang telah ditentukan aleh allah swt.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Untuk mengenal lebih dalam pribadi seorang tokoh besar sejarah islam seperti halnya dengan Khalifah Umar bin abd.Aziz perlulah kita lebih dahulu mengetahui latar belakang ,lingkungan alam,peristiwa dan situasi serta cuaca politik dan sosial dimana tokoh itu dilahirkan dan dibesarkan. Dengan memahami dan mengetahui hal itu dapatlah kita menilai kemudian dimana letak kebesaran dan keagungan tokoh sejarah tersebut sebagai seorang juru pengubah (hervormer), seorang pejuang dan seorang negarawan yang berhasil dengan amat gilang-gemilang.

1.2  Rumusan Masalah
1.    Apa dan siapa Umar bin Abd. Aziz ?
2.    Bagaimana watak dan kepribadianya?
3.    Bagaimana latar belakang terpilihnya Umar menjadi khalifah?
4.    Bagaimana Ahlak dan Ibadah Umar bin Abdul Aziz?
5.    Bagaimana sistem kekhalifahannya dalam meningkatkan Ahlakul karimah?

1.3  Tujuan
1.    Mengetahui sosok Umar bin Abdul Aziz.
2.    Mengetahui bagaimana watak dan kepribadian Umar bin Abd. Aziz.
3.    Mengetahui latar belakang terpilihnya Umar menjadi khalifah.
4.    Mengetahui amalan ibadah dan Ahlak Umar bin Abdul Aziz.
5.    Mengetahui bagaimana sistem kepemimpinan Umar bin Abd.Aziz sebagai khalifah dalam meningkatkan ahlakul karimah.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Umar bin Abdul Aziz
     Dia adalah Abu Hafsah Umar bin Abdil Aziz bin Marwan bin Hakam Ibnul ‘Ash bin Umaiyah bin Abdi syam.Ayahnya adalah Abdul-Aziz bin Marwan, gubernur Mesir dan adik dari Khalifah Abdul-Malik. Ibunya bernama Laila Ummi Ashim binti Ashim bin Umar bin Khatab,khalifah islam yang kedua.[1] Jelaslah dengan demikian , bahwa dari pihak ayahnya adalah keturunan bangsawan Bani Umaiyah,dan dari pihak ibunya bersambung dengan orang besar islam yang amat terkenal,Umar bin Khattab yang hebat.
     Umar bin Abd.Aziz adalah seorang putera syiria yang dilahirkan dikota suci Madinah pada tahun 61 H.[2] Dan ada juga yang mengatakan pada tahun 63 Hijriah,yakni pada tahun tentara Yazid menyerbu negeri itu di bawah pimpinan panglimanya Muslim bin Uqbah dengan kekuatan 12.000 serdadu untuk memadamkan pemberontakan rakyat di negeri itu. Pada saat rusuh dan kacau balau itulah,Umar bin Abdul Aziz dilahirkan ke dunia sebagai isyarat, bahwa bayi yang baru lahir itulah kemudiannya yang akan dapat membawa kerukunan dan perdamaian bagi negeri yang amuk bencana itu.Abdul aziz adalah ayah dari Umar bin Abd Aziz,beliau adalah seorang pemimpin yang toleran dan dermawan. Ia tidak pernah memupuk kekayaan untuk dirinya sendiri,walaupun daerah mesir itu dapat dijadikannya sumber kekayaan baginya.

Ia telah membelanjakan seluruh harta kekayaannya dijalan allah. Dan ketika beliau meninggal dunia,ia hanya meninggalkan kekayaan sebanyak tujuh ribu dinar saja. Ini adalah jumlah yang kecil bila dibandingkan kepada kedudukan dan kekayaannya.[3]
     Dedikasi yang cemerlang dan keikhlasan dalam mengemban tugas-tugas yang berat itulah agaknya kemudian yang menurun kepada anaknya di kala kemudian ia menjadi pejabat yang terpenting dalam negara selaku kepala negara.

2.2 Watak dan Kepribadian Umar bin Abdul Aziz
     Madinah kota Nabi,dewasa itu adalah merupakan kota peradaban dan kebudayaan Islam yang teristimewa karena telah menjadi ibukota Islam. Oleh karena itu tidak heran ketika Abdul Aziz mengirimkan anaknya Umar bin Abdul Aziz ke madinah untuk belajar agar kelak menjadi orang yang terpelajar dan Ulama Islam. Umar bin Abdul Aziz adalah sosok yang berkepribadian ingin tahu,hal itu bisa di lihat dari perjalanan beliau yang ketika menuntut ilmu di madinah beliau banyak belajar dari guru-guru besar yang sebagian adalah para sahabat rasulullah saw,seperti Zaid bin Tsabit yang pada waktu itu ahli tentang kehakiman dan fatwa serta hukum faraid,Anas bin Malik yang pada saat itu menguasai ilmu fikih dan Hadits,sehingga Umar bin Abdul Aziz dapat meriwayatkan hadits daripadanya. Beliau juga menjadi salah seorang yang mahir dalam sastra arab ,Ia pun terbilang sebagai orang yang pandai merangkai kata dalam bentuk syair-syair yang indah.

2.3 Latar Belakang Terpilihnya Umar bin Abd. Aziz Menjadi Khalifah
     Enam tahun berlalu ,khalifah demi khalifah datang silih berganti,Walid bin Abdil Malik meninggal dan digantikan oleh adiknya sulaiman bin abdul malik,dan kemudian yang terakhir ini pun berpulang pula.Sebelummeninggaldunia,Sulaiman bin abdulmalik pernah memusyawarahkan terlebih dahulu dengan menterinya yang terpercayayaitu Raja’ bin Haiwahterkaitsiapa yang akan menggantikannya,pada saat itu Umar mulai mewanti-wanti kepada menterinya sulaiman, apabila khalifah tersebut, maka katakan pada khalifah bahwa umar tidakmenyukainya, namun apabila khalifah tidak menyebutkan namanya, maka jangan sampai menteri tersebut mengingatkanatasnamanya.[4]
     Namun pada hari khalifah sulaiman bin abdul malik meninggal dunia, berkumpullah rakyat beserta pembesar-pembesar negara di masjid, disanalah di buka surat wasiat khalifah yang masih rahasia itu. Kemudian raja’ bin haiwah tampil kedepan mengumumkan surat wasiat itu dan ternyata yang terpilih adalah Umar bin abdul aziz. Pada waktu itu umar bin abdulaziz terkaget dan berusaha menolak keputusan itu, namun ketika masyarakat pada saat itu pun menyutujui umar menjadi khalifah pengganti khalifah sulaiman, maka dia pun menerima jabatan tersebut dan mengucapkan pidato pelantikannya sebagai pengarahan sikapnya selama ia memegang jabatan khilafah yang amat berat itu.[5]

2.4 Ibadah dan Ahlak Umar bin Abdul Aziz
a)      Ibadah
        Umar bin Abdul aziz menilai dirinya sendiri dan juga menilai orang lain terutama para pejabat yang akan diangkatnya dalam berbagai tugas jabatan kenegaraan dengan menilai ibadahnya. Umar bin abdul aziz pun senantiasa disiplin dalam melaksanakan shalatnya, beliau melaksaakan shalat dengan segala kekhusyuan dan kehidmatan sesuai dengan cara Rasulullah saw menunaikan shalatnya.[6]
Karena pentingnya shalat itu dalam pembentukan kepribadian dan karakter manusia maka Umar bin Abdul Aziz memerintahkan kepada para pejabat dan gubernurnya di seluruh daerah kekuasaanya agar memperhatikan shalat itu agar tidak tersia-siakan. Beliau pun selalu berhati-hati dalam menafkahi keluarganya, beliau tidak ingin keluarganya menelan harta yang bukan miliknya namun milik masyarakatnya, begitu ketaatan pada diri beliau menghiasi kepemimpinannya. Bahkan harta dan perhiasan milik beliau pun diserahkan seluruhnya kepada baitul mal.[7]
b)     Ahlak
Denganlatarbelakangibadah yang demikiantinggimutunyaituakanmelahirkan pula moral budi-pekerti,ahlakdantingkahlaku yang muliadanterpuji pula. Demikianlahahlak Umar bin Abdul Aziz dalamsegalasepak-terjangnya.[8]
8
1)   Memulaidenganmengucapkansalamdan 5 syarat
        Umar bin Abdul Aziz memperingatkankepadapengawalnyabahwamerekajanganberdirimenghormatikedatangannyadanjangan pula mendahuluidalammengucapkansalam.Ketika Umar bin Abdul Aziz di angkatsebagaikhalifahbeliaumemberikan fatwa-fatwa nya yang menunjukankebersihanhatinyaantara lain seperti : “Ingatlahbarangsiapa yang inginbersahabatmendekatisaya,makahendaklahdiamenemanisayadengan lima prasyarat yang sayaperlukan,pertamadiaharusmenyampaikankepada kami hajat – kebutuhan orang yang takmampumenyampaikanlangsungkepadasaya. Kedua, diaharusmenunjukankepada kami keadilan yang seharusnya kami lakukan.Ketiga, diaharusmenunaikanamanahkepada kami dankepada orang banyak,dankelima, diatidakbolehmempergunjingkanseseorangjua pun dihadapan kami”.[9]
2)        KerendahanHatinya
          Umar bin abdulazizsebenarnyaadalahseorangberdarahbangsawan ,tetapiiaberjiwakerakyatandanberhatirendah. Padasuatuketikamenteribeliau yang bernama Raja’ bin Haiwahbermalambersamabeliau. Raja’ berkata : “Ketika kami sedangasyikbicara,tiba-tibalampumenjadirusakdannyalaapinyatidakbaik. Makalantasakuberdiridenganmaksudmemperbaikilampuitu,tetapibeliaumencegahaku,danmenyuruhakududuk. Kemudian beliau sendiri yang berdiri memperbaiki lampu itu sampai baik seperti semula dan setelah itu beliau pun duduk dan berkata : “Aku berdiri adalah seorang Umar bin Abdul Aziz, dan aku duduk tetap menjadi Umar bin Abdul Aziz, tidaklah sopan orang yang menjadikan tamunyasebagaipelayan”. [10]
3)        Pemaaf dan Penyantun
Ketika ketika umar bin abdul aziz baru saja diangkat menjadi khalifah,beliau datang ke suatu mesjid dengan pengawal pribadinya. Di mesjid ia kebetulan berjalan ke tempat yang adak gelap,namun ternyata di tempat itu sedang ada orang yang sedang tidur,kemudian dengan tidak sengaja beliau menyenggol orang itu,dan karena orang itu tidak mengetahui bahwa itu khalifah,maka orang tersebut membentak umar dan berkata kepada pada umar : “apakah engkau gila?” dengan nada marah. Seketika pengawal umar marah dan bergerak untuk memukul orang itu,namun umar menahan pengawal tersebut dan berkata : “orang itu tidak berbuat apa-apa , dia hanya bertanya apakah saya gila ? dan saya menjawab tidak.” Jelas dengan kisah di atas itu menggambarkan bahwa Umar bin Abdul Aziz memiliki sifat pemaaf dan penyantun.[11]
4)   Tidak Pernah Berbohong
Memang Umar bin Abdul Aziz seorang yang jujur dalam hidupnya,ia tak kenal bohong dan tidak pula mau dibohongi. Begitulah beliau pernah memecat Gubernur basrah,Ardy bin Arthaah,karena beliau merasa tertipu oleh gubernur itu.
5)        Zuhud dan Wara’
Umar bin Khattab berkata : “Zuhud daripada godaan dunia itu membuat ketentraman hati dan jasad.” Bilal bin sa’ad berkata : “cukuplah merupakan suatu dosa, bahwa tuhan menghendaki kita zuhud terhadap dunia tetapi kita menginginkannya”.[12] Zuhud dan wara’ nya Umar bin Abdul Aziz adalah sebagai berikut :
a.    Tidak ambisi untuk mengejar pangkat dan kedudukan.
b.    Sederhana dalam memakai kendaraan
c.    Sederhana dalam pakaian dan makanan
d.   Tidak menerima hadiah
e.    Berhari raya dengan Air mata
f.     Takutnya kepada Azab Akhirat
2.5 Sistem Pemerintahan Umar dalam Meningkatkan Ahlakul Karimah
a.      Memecat para pejabat yang zalim
Sebelum Umar bin Abdul Aziz muncul diatas panggung politik sebagai pemegang tampuk pemerintah negara, sebenarnya negeri dan rakyat sedang diamuk oleh bermacam-macam krisis yang datang menimpa diri mereka bertahun-tahun lamanya. Mulai dari perampasan tanah rakyat sampai pemecatan pejabat-pejabat yang jujur mengkritik pemerintah,dan menyenangi pejabat-pejabat yang zalim. Dan yang menjadi korban adalah Umar bin Abdul Aziz. Oleh karena itu ketika beliau telah menjabat sebagai khalifah,beliau memulihkan keadilan dan kebenaran itu di permukaan masyarakat dengan memecat pejabat-pejabat yang dzalim tersebut dan menggantikan pejabat sebelumnya.[13]

b.      Mengembalikan hak-milik yang dirampas
Diantara kebijaksanaanya adalah beliau mengembalikan tanah yang sebelumnya pernah dirampas oleh pemerintahan lama.Demikianlah beliau tidak pernah ragu mengembalikan hak milik kepada yang sebenarnya berhak memilikinya.

c.       Menghadap Hakim Pengadilan
Waktu beliau mengadakan perjalanan ke mesir,beliau ditemui oleh seorang penduduknya yang berasal dari hulwan,dimana penduduk tersebut menuntut kepada Umar agar beliau mengembalikan harta miliknya berupa tanah yang dirampas oleh ayah beliau ketika menjabat sebagai al wulat. Kemudian beliau meminta kepada penduduk itu untuk menyelesaikannya di pengadilan dan akhirnya Umar bin Abdul Aziz pun mengganti tanah milik penduduk tersebut dengan sejuta dirham.[14] Demikianlah Umar memberikan teladan kepada kita bahwa dihadapan hukum syara semua martabat dan kedudukan itu sama.

d.      Mengembalikan Gereja Kepada Kaum Nasrani
Diantara kebijaksanaan beliau yang terpuji adalah mengembalikan gereja-gereja milik nasrani yang diambil oleh khalifah sebelum beliau dan di ubah menjadi mesjid. Dan ketika Umar bin Abdul Aziz naik menjadi khalifah,dan mereka mengetahui bahwa beliau adalah orang yang adil,maka kaum nasrani menuntut kepada beliau untuk mengembalikan gereja mereka. Sempat terjadi kegoncangan,namun akhirnya setelah dijelaskan oleh umar,maka gereja itu akhirnya di kembalikan.[15]

e.       Memberi Kaum Mawali bagian rampasan perang
Diantara keadilan beliau adalah membagikan hasil rampasan perang kepada budak-budak  yang turut berjuang di medan perang,yang sebelumnya ketika Umar bin Abdul Aziz belum menjabat sebagai khalifah,pembagian itu tidak dilaksanakan.

f.       Memberi Nasihat Kepada Juru didik Anak-Anaknya
Diantara kebenaran yang perlu disampaikan adalah nasihat dan anjurannya kepada juru didik anak-anaknya sendiri seperti antara lain : “Sungguh saya telah memilih engkau sepengetahuanku untuk mendidik putera-puteraku, maka aku telah mengalihkan mereka dari orang-orang yang mempunyai kepentingan khusus kepadaku,kepada diri engkau. Maka dari itu,bicaralah kepada mereka dengan terus terang,karena hal itu lebih menjauhkan diri dari berlaku hormat dan bersahabat dengan mereka,karena hal itu bisa membawa mereka lalai. Sedikitkanlah tertawa, karena banyaknya akan mematikan hati (fikiran).[16]

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setulus hati,sebenar kata dan selurus langkah ia telah berbuat sejauh mana yang beliau dapat lakukan. Selaku insan yang memiliki kapsitas dan daya tahan yang terbatas,tetapi segala yang telah dilakukannya itu merupakan karya-karya puncak yang indah,yang disumbangkannya kepada alam sejarah peradaban umat manusia. Umar bin Abdul Aziz,sosok khalifah yang memang memiliki ahlak yang mulia,ditengah kesibukannya mengurusi ketata negaraan,ternyata beliau pun tidak pernah luput dari interaksi nya dengan sang maha pencipta yaitu allah swt, begitu pula dalam pemerintahanya ketika meningkatkan ahlak masyarakatnya dalam membenahi kebenaran dan keadilan,dalam menghormati hukum syara,dan mengungkap yang haq dan batil.Beliau berkuasa dari tahun 717 (umur 34–35 tahun) sampai 720 (selama 2–3 tahun). Tidak seperti khalifah Bani Umayyah sebelumnya, ia bukan merupakan keturunan dari khalifah sebelumnya, tetapi ditunjuk langsung, dimana ia merupakan sepupu dari khalifah sebelumnya, Sulaiman.
Umar Ibn Abdul Aziz mula memeritah pada usia 36 tahun sepanjang tempoh 2 tahun 5 bulan 5 hari. Pemerintahan beliau sangat menakjubkan. Pada waktu inilah dikatakan tiada siapa pun umat Islam yang layak menerima zakat sehingga harta zakat yang menggunung itu terpaksa diiklankan kepada sesiapa yang tiada pembiayaan untuk bernikah dan juga hal-hal lain.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.wikipedia.com//Umar bin Abdul-Aziz - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopediabebas.htm

Dr.A.Syalabi,Farid Wadji dan Ali Fikri mengatakan di Hulwan,Mesir. Tetapi penelitian yangseksama menunjukan,bahwa beliau dilahirkan dimadinah.

Prof.Dr.A.Syalabi,Sejarah dan Kebudayaan Islam II

KH.Firdaus A.N., Kepemimpinankhalifah Umar bin AbdulAziz,cet.3,1988.

Ali Fikri, AhsanulQashash,III.

Ahmad Ali Abbas dkk.,Al Mursyid fid Dienil Islamy,IV.

Imam Ghazali,Ihya’ Ulumuddin,IV.

Dr.Imaduddin Khalil,Umar bin Abdul Aziz,Al-Wai’e Al islamy,6,Kuwait,1970



[1] http://www.wikipedia.com//Umar bin Abdul-Aziz - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebas.htm
[2] Dr.A.Syalabi,Farid Wadji dan Ali Fikri mengatakan di Hulwan,Mesir. Tetapi penelitian yang
   seksama menunjukan,bahwa beliau dilahirkan dimadinah.
4
[3] Prof.Dr.A.Syalabi,Sejarah dan Kebudayaan Islam II hal.46
[4]KH.Firdaus A.N., Kepemimpinankhalifah Umar bin Abdul Aziz,cet.3,1988,hal.67
[5]Ibid.hal.66-67
[6]KH.Firdaus A.N., Kepemimpinankhalifah Umar bin Abdul Aziz,cet.3,1988,hal.140
[7]Ibid.hal 141
[8]KH.Firdaus A.N., Kepemimpinankhalifah Umar bin Abdul Aziz,cet.3,1988,hal.150

[9]Ali Fikri, AhsanulQashash,III hal.252.
[10]Ibid. hal.256
[11] Dr.Ahmad Syalabi, Mausu’atut Tarikh Islamy,II,hal.85
[12] Imam Ghazali,Ihya’ Ulumuddin,IV hal.219
[13] Ahmad Ali Abbas dkk.,Al Mursyid fid Dienil Islamy,IV hal.126
[14] Ibid.hal 129
[15]KH.Firdaus A.N., Kepemimpinankhalifah Umar bin Abdul Aziz,cet.3,1988,hal.183-184
[16] Dr.Imaduddin Khalil,Umar bin Abdul Aziz,Al-Wai’e Al islamy,6,Kuwait,1970
Related Posts

Related Posts

Posting Komentar