aRtmGj9nYCRgAUanjInMp3gEbQOqXBW58gLhi6IP

Cari Blog Ini

Pages

FILSAFAT ISLAM

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Filsafat Islam
a) Filsafat Islam Menurut Tokoh
Menurut Musthafa Abdur Razik, Filsafat Islam adalah filsafat yang tumbuh dan berkembang di negeri Islam dan di bawah naungan negara Islam, tanpa memandang agama dan bahasa-bahasa pemiliknya. Pengertian ini diperkuat oleh Prof. Tara chand, bahwa orang-orang Nashrani danYahudi yang telah menulis kitab-kitab filsafat yang bersifat kritis atau terpengaruh oleh Islam sebaiknya dimasukkan kedalam Filsafat Islam.

Menurut Dr. Ibrahim Madzkur, Filsafat Islam adalahmencakupseluruhstudifilosofis yang ditulis di bumi Islam, baikhasilkarya orang Islam, Nashrani atauYahudi, sehingga dia menganggap Filsafat Arab adalah bagian dari Filsafat Islam. Drs. Sidi Gazalba memberikan gambaran sebagai berikut, bahwa Tuhan memberikan akal kepada manusia dan menurunkan naql (wahyu/sunnah) kepadanya. Dengan akal itu manusia dapat membentuk pengetahuan. Apabila pengetahuan manusia itu digerakkan oleh naqlmakatulah Filsafat Islam.  

b) Filsafat Islam secara Umum
Filsafat Islam terdiri dari dua kata, yaitu filsafat dan Islam. Filsafat sendiri berasal dari BahasaYunani. Filsafat merupakan gabungan dari kata philo, yang berarti cinta dan sofia, yang berarti kebijaksanaan atau pengetahuan yang mendalam. Dari penjelasan diatas, filsafat dapat diartikan sebagai ingintahu dengan mendalam atau cinta pada kebijaksanaan. Sedangkan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal dan hukumnya.Sementara itu, falsafah berarti anggapan, gagasan dan sikap batin yang paling umum yang dimilikioleh orang ataumasyarakat. Islam memiliki dua pengertian, yaitu dari segi bahasa dan terminologi. Dari segi bahasa, Islam adalahselamatsentausa, berserahdiri, patuh, tundukdan taat.Sedangkan dari segi terminologi, Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwayuhkan oleh Allah kepada manusia melalui Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah. Dapat disimpulkan bahwa Filsafat Islam dapat didefinisikan sebagai pemikiran rasional, kritis, sistematis dan radikal mengenai aspek-aspek dalam ajaran Agama Islam.Dengan kata lain, Filsafat Islam adalah filsafat yang mengacu dan mengarahkepada Al-Qur’an serta mencari jawaban mengenai masalah-masalah asasi berdasarkan wahyu Allah, yang diinterpretasikan dengan Al-Qur’an. 

2. Ciri utama dari Filsafat Islam 
a) Berpikir tentang segala sesuatu, 
b) Dapat berpikir teratur,
c) Tidakcepat puas dalam penemuan sesuatu, 
d) Selalu bertanya
e) Saling menghargai pendapat orang lain. 


3. Sejarah Pemikiran Filsafat Dalam Islam
Pemikiran filsafat masuk kedunia Islam melalui filsafat Yunani yang dijumpai kaum muslimin pada abad ke-8 Masehi atau abad ke-2 Hijriah di Suriah, Mesopotamia, Persia dan Mesir.Kebudayaan dan filsafat Yunani masuk ke berbagai daerah tersebut melalui ekspansi Alexander Agung, Raja Macedonia (336-323 SM) Setelah mengalahkan Darius ada abad ke-4 SM di Arbela (sebelah Timur Tigris).

 Alexander datang dengan tidak menghancurkan peradaban dan kebudayaan persia. Bahkan sebaiknya, ia berusaha menyatuhkan kebudayaan yunani dan persia. Hal ini meningalkan pengaruh besar di daerah-daerah yang pernah dikuasaianya sehingga timbullah pusat-pusat kebudayaan Yunani di  Timur, seperti Alexandria di Mesir, Antiokia di Suriah, Jundisyapur di Mesopotamia dan Bactra di Persia.

Pengaruh filsafat Yunani ke dunia Islam pada masa dinasti Umayyah belum kuat, karena punguasa lebih cenderung kepada kebudayaan Arab, terutama pada sastra Arab sebelum Islam. Barulah pada masa dinasti Abbasiyah pengaruh kebudayaan dan filsafat tampak di dunia Islam karena tidak seperti Umayyah, yang berpengaruh di pusat pemerintahan adalah orang-orang Persia, seperti keluarga Baramikah yang telah lama berkecimpung di dalam kebudayaan Yunani. 

Mulanya ilmu kedokteran dan metode pengobatan Yunani menarik perhatian petinggi Abbasiyah.Kemudian menyusul bidang-bidang ilmu lainnya termasuk di dalamnya filsafat.Perhatian yang lebih serius terhadap filsafat terjadi pada kekhalifahan al-Ma’mun (813-833), anak khalifah Harun al-Rasyid.Dalam pada itu, pada masa kekhalifahan Harun al-Rasyid buku-buku ilmu pengetahuan berbahasa Yunani mulai diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.Utusanpun dikirim ke kerajaan Romawi di Eropa untuk mencari manuskrip yang selanjutnya dibawa ke Bagdad untuk di terjemahkan kedalam bahasa Arab.

Dalam kegiatan penerjemahan itu sebagian besar karya-karya Aristoteles,  Plato, karangan mengenai neo-Platonismo, karangan Galen, buku-buku ilmu kedokteran dan filsafat berhasil di terjemahkan sehingga menjadi bahan bacaan para ulama dan kaum muslimin umumnya. Kelompok yang banyak tertarik kepada filsafat Yunani adalah kaum Mu’tazilah.Abu Huzail al-Allaf, Ibrahim al-Nazzam, Bisyr al-Mu’tamir dan al-Jubba’i adalah di antara ulama mutakkalimin yang banyak membaca buku-buku filsafat sehingga berpengaruh terhadap pemikiran teologi mereka.Dalam kontek itulah kemudian teologi Mu’jazilah di pandang sebagai bercorak rasional. 

Tidak hanya dalam teologi, dalam berbagi ilmu pengetahuan lainnya kegiatan penerjemahan tersebut telah pula melahirkan banyak cendekiawan dan filosof,seperti
a) al-Kindi (801-866).
b) al-Razi (864-926).
c) al-Farabi (870-950).
d) Ibn Sina (980-1037).
e) Ibn Maskawaih (w. 1030).
f) al-Ghazali (1058-1111).
g) Ibn Bajjah (w. 1138).
h) Ibn Tufail (1110-1185).
i) Ibn Rasyd (1126-1198).

 Dalam ilmu pengetahuan dikenal beberapa ahli seperti :
a) Abu Abbas al-Syarkasyi pada abad ke 9 M dibidang kedokteran.
b) Muhammad, Ahmad dan Hasan dibidang Matematika.
c) Al-Asma dibidang Ilmu alam.
d) Jabir dibidang Kimia.
e) Al-Biruni dibidang Astronomi, sejarah, geografi dan Matematika.
f) Ibn Haitam dibidang Optika. 

4. Urgensi Filsafat Dalam Memahami Islam

Islam sebagai agama yang telah memproklamirkan dirisebagai agama yang rahmatullah lil ‘alaminsudah barang tentu dilengkapi dengan perangkat pedoman hidup untuk mengantarkan manusia kepada kesejahteraan hidup manusia kesejahteraan dunia dan akhirat individu, sosial, jasmani, rohani, spiritual dan material yang di wahyukan kepada nabi Muhammad dan di sebar luaskan kepada ummat dengan berbagai metote-metode yang sistemetis dan penuh dengan kebaikan. Kita seharus nya bersyukur kepada filosof muslim masa silam yang telah menghasilkan pemikiran pemikiran gemilang pada masa nya, kita harus menghargai jerih payah mereka, karena itu bukan hal yang mudah di peroleh, dan pemikiran mereka juga dapat dijadikan pemahaman pembanding bagi agama islam, dengan itu kita harus bisa memilah-milahkan mana yang islami dan mana yang bukan islami. 

1) Ilmu-ilmu dalam Agama Islam

Ilmu ushuluddin adalah ilmu yang membahas dasar syari’ah, terutama mengenai tentang ketauhidan, kenabian, dan pemahaman tentang khabar baik dan khabar buruk.Kesemua nya ini agar umat manusia mengetaui atau mempelajariapa-apa saja peranan akaljika di dinjau Al-qur’an atau pun kombinasi antara kedua nya. Jika di tinjau dari segi akal (rasio) adalah sebagai berikut:

a) Dalam kehidupan manusia yang berbeda persepsi mengenai kehadiran nya ala mini, dan banyak kejadian yang di dasarkan dengan kejadian ghaib yang tidak tampak secara kasat mata di dalam kehidupan manusia. Walhasil dengan adaya perbedaan-perbedaan itu manusia akan membutuhkan suatu kepercayaan yang hakiki, dan itu membutuhkan ilmu keusuludinan.
b) Proses mensyukuri nikmat itu yang telah di berikan, menurut akal adalah wajib, maka dengan itu manusia terlebih dahulu mengetaui si pemberi rahmat agar mendapat kebenaran dalam proses pensyukuran (bersyukur kepada Allah)
c) Tuhan yamg menciptakan segala sesuatu nya dan menata semua nya itu dengan sistematis dan penuh dengan keindahan, karena dia lebih mengetaui keadaan kita, di sebabkan kita hanyalah bagian dari ciptaan Nya. Sesuai yang tercantum di dalam QS Al-baqarah:260 “dan ketauilah bahwa Allah yang mengetaui segala sesuatu. (Q.s Al-baqarah:260)”

2) Pembuktian wujud Allah

a) Dalil Fitrah

Dalam jasmani kita ada sesuatu yang abstrak (non materi) yang di sebut “Ruh”,”jiwa”, atau batin. Di lihat dari segi esensi atau hakikat nya, ruh adalah subtansi yang zat nya bukan materi tapi dalam perbuatan nya memerlukankepada meteri.

Ketika ruh ingin melihat, mendengar dan merasa maka ia perlu dengan mata, telinga dan mulut. Begitu pula ingin berfikir ia akan membutuhkan otak dan hati, fitrah yang di maksud disini adalah ruh yang bekerja dengan perantaraan hati (qalbu). Dari penjelasan ini, dalil atau argument fitrah (perasaan) adalah kita dapat mengetaui adanya pencipta dan dengan ada nya perasaan pada setiap manusia tentang ada nya pencipta. perasaan ini sering mumcul kepada manusia yang terkena musibah dan tak seorang pun yang bisa menolongnya yang di khayalkan dengan serba bisa, yang di harap nya dalah Allah yang maha bisa dan maha kasih. 

b) Dalil sebab akibat

Jika kita perhatikan alam di sekitar kita, maka kita akan menemui apa yang di katakan sistem sebab-akibat. Maksud nya, kita tidak akan melihat suatu sebab akibat (wujud atau zat) tanpa ada nya sebab, karena sering nya kita meliahat kejadian yang semacam itu, dan tidak pernah melihat sebalik nya, begitu juga karena akal mengetaui bahwa akibat selalu dan harus berhubungan serta berpondasi kepada sebab nya, maka akal akan menyimpulkan proses kedua nya tersebut. 

3) Filsafat dan Agama

Filsaft islam membahas ini para filosof muslim menafsirkan dengan berbagai aspek, di antara nya ibnu rush mempunyai pemahaman bahwa akal dan agama tidak menentang satu sama lain  karena kedua nya merupakan cara yang berbeda dalam mencelaskan hal yang sama. Akal merupakan penghampiran demokrtif pada realitas tersebut dalam makna yang gambling dan sempurna. Sementara itu, agama menyajikan fersi realitas yang persis sama sama sengan cara yang sangat berbeda supaya dapat di terima oleh seluruh anggota masyarakat yang beragama. Kebenarannya tetap atas makna atau peasann agama tersebut dapat di pahami oleh semua kalangan masyarakat bukan saja dari kalangan filosof. Maksud agama dan  akal adalah kedua nya menelaah keadaan yang sebanar nya(kebenaran), yang satu dengan jalan yang berbeda-beda. Ada beberapa pertentangan yang di kmukakan olehsalah satu filosof barat seperti deskretes  yakni lewat pengaruh pemikiran libernis nyayang terlalu mengunggulkan akal akar dari segala nya. 

Cara yang dapat membantu kita melihat pokok soal tersebut selanjut nya ialah dengan mengamati berbagai isu yang mencuat dalam filsafat barat dan memeriksa kedekatan nya dengan azas-azas filsafat islam tersendiri. Dari perbandingan isu-isu tersebut lah yang akan melahirkan keterkaitan yang membawa penyelesaian. Npermasalahan ini jika di liahat dari sisi pernyataan Aristoteles mengatakan bahwa, tidak ada konsep ketepetan yang netral lantaran kesepakatan tergantung pada jens bahasa dalam konteks yang di pakai, maka terjadi nya kesimpang siuran nya antara filosof barat dalam mamahami ini. Seiringan stetment tersebut Alghazali berpandangan bahwa, para filosof barat tidak menggunakan bahasa yang sahih dalam memahami filsafat islam, baik itu mengenai tuhan, kenabian dan ‘alam, seperti yang di pahami masayaratkat muslim.

Itulah dua persoalan yang yang akhir nya tak pernah ada kaa putus dari nya mengenai persoalan itu,  sekira nya ada orang yang menerima ide keragaman metode dalam mendekati kebenaran yang seluruh nya bisa sama sahih nya itu, maka akan terjadi nya proporsional yang baik antara penyelesaian menuju kebenaran tanpa menvoniskan antara dua belah pikan yakni akal atau rasionalitas dengan agama. 

4) Pemahaman Rasionalitas Terhadap Ilmu dan Agama

Ahmad Tafsir (2000: 14) memberi penjelasan tentang perbedaan antara filsafat dan ilmu (sains), dan filsafat pendidikan Islam. Menurutnya filsafat  ialah jenis pengetahuan manusia yang logis saja, tentang obyek-obyek yang abstrak. Ilmu ialah jenis pengetahuan manusia  yang diperoleh dengan riset  terhadap obyek-obyek empiris; benar tidaknya suatu teori ilmu ditentukan oleh logis-tidaknya dan ada-tidaknya bukti empiris. Adapun filsafat pendidikan Islam adalah kumpulan teori pendidikan Islam yang hanya dapat dipertanggung jawabkan secara logis dan belum tentu bisa dibuktikan secara empiris. 

Mengaitkan Islam dengan kategori keilmuan, seperti dalam konsep pendidikan, menurut Mastuhu umumnya berhadapan dengan pengertian Islam sebagai sesuatu yang final.Dalam kategori ini, Islam dapat dilihat sebagai kekuatan iman dan taqwa, sesuatu yang sudah final.Sedangkan katagori ilmu memiliki ciri khas berupa perubahan, perkembangan dan tidak mengenal kebenaran absolut.Semua kebenarannya bersifat relatif (Mastuhu, 1999: 18).

ummat dengan berbagai metote-metode yang sistemetis dan penuh dengan kebaikan. Mendakwahkan islam pada zaman kontemporel ini, banyak menghadapi bebagai macam rintangan sebagai lalulintas berbagai cultur budaya yang tidak bisa di tanggani secara teknis, berbagai macam pertemuan dan perkembangan di bidang rekayasa teknologi modern yang secara tidak langsung dapat mengurangi nilai-nilai luhur dalam keislaman. Untuk menjawab permasalahan ini dapat di pahami dalam bargagai ilmu yang terkandung dalam agama islam.
Persoalan umat islam sekarang adalah siapakah umat islam yang menggali ajaran al-quran dan sunnah serta mendalami nya kemudiian menyungguhkan nya dengan bentuk pertanggungjawaban secara filosofis.
Kita seharus nya bersyukur kepada filosof muslim masa silam yang telah menghasilkan pemikiran pemikiran gemilang pada masa nya, kita harus menghargai jerih payah mereka, karena itu bukan hal yang mudah di peroleh, dan pemikiran mereka juga dapat dijadikan pemahaman pembanding bagi agama islam, dengan itu kita harus bisa memilah-milahkan mana yang islami dan mana yang bukan.
Persoalan dan pertentangan yang di hadapi sekarang lebih berta dan lebih komplek dari pada yang di hadapi oleh filosof terdahulu, pikiran-pikiran baru harus di muncul kan, Al-qur’an adalah sumber filsafat islamyang universal dan tidak pernah kering sepanjang zaman. 











Related Posts

Related Posts

Posting Komentar