PENGERTIAN THORIQOH
Thoriqoh adalah jalan atau
cara atau metode.
Semua ibadah ada cara atau metodenya; sholat, puasa, zakat, haji semuanya ada
metodenya dan cara-cara itu dinamakan
Thoriqoh.
(Sumber: Pengajian Minhajul 'abidin, 10 R. AKhir 1422 H)
DASAR THORIQOH
Èq©9r&ur (#qßJ»s)tFó$# n?tã Ïps)Ì©Ü9$# Nßg»oYøs)óV{ ¹ä!$¨B $]%yxî ÇÊÏÈ
16. dan
bahwasanya: Jikalau mereka tetap berjalan Lurus di atas jalan itu (agama
Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezki
yang banyak)
“Dan jika manusia tetap pada
suatu Thoriqoh, pasti mereka akan mendapatkan air yang menyegarkan”. (Qs: Al Jin 16)
Berdasarkan Qs: Al Jin 16,
ajaran Thoriqoh adalah ajaran agama
Islam, bukan ajaran Ulama’ Salaf (Ulama pertengahan setelah para sahabat), sebagaimana anggapan
sebagian kecil ummat Islam. Ajaran
Thoriqoh itu dititikberakan kepada ajaran Dzikrulloh. Masalah Dzikrulloh
telah di contohkan atau diajarkan oleh
Nabi Besar Muhammad SAW. Tersebut di dalam
al-Qur’an :
“Sungguh ada bagi kamu
di dalam diri Rosul itu contoh yang
bagus, bagi siapa saja yang ingin bertemu Alloh
dan hari akhir, maka Dzikirlah kepada Alloh yang sebanyak-banyak- nya”.
(Qs: Al-Ahzab : 21)
Ajaran Thoriqoh / Dzikrulloh ini
adalah ajaran yang bersifat khusus, artinya tidak akan diberikan /
diajarkan kepada siapa saja, selama
orang itu tidak memintanya. Oleh sebab itu untuk menerima ajaran Thoriqoh/Dzikrulloh ini harus
melalui Bai’at, tersebut di dalam
al-Qur’an surat:
¨bÎ) úïÏ%©!$# y7tRqãèÎ$t6ã $yJ¯RÎ) cqãèÎ$t7ã ©!$# ßt «!$# s-öqsù öNÍkÉ÷r& 4 `yJsù y]s3¯R $yJ¯RÎ*sù ß]ä3Zt 4n?tã ¾ÏmÅ¡øÿtR ( ô`tBur 4nû÷rr& $yJÎ/ yyg»tã çmøn=tæ ©!$# ÏmÏ?÷sã|¡sù #·ô_r& $VJÏàtã ÇÊÉÈ
10. bahwasanya
orang-orang yang berjanji setia kepada kamu Sesungguhnya mereka berjanji setia
kepada Allah[1396]. tangan Allah di atas tangan mereka[1397], Maka Barangsiapa
yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa
dirinya sendiri dan Barangsiapa menepati janjinya kepada Allah Maka Allah akan
memberinya pahala yang besar.
[1396] Pada bulan Zulkaidah tahun keenam Hijriyyah Nabi Muhammad
s.a.w. beserta pengikut-pengikutnya hendak mengunjungi Mekkah untuk melakukan
'umrah dan melihat keluarga-keluarga mereka yang telah lama ditinggalkan.
Sesampai di Hudaibiyah beliau berhenti dan mengutus Utsman bin Affan lebih
dahulu ke Mekah untuk menyampaikan maksud kedatangan beliau dan kamu muslimin.
mereka menanti-nanti kembalinya Utsman, tetapi tidak juga datang karena Utsman
ditahan oleh kaum musyrikin kemudian tersiar lagi kabar bahwa Utsman telah
dibunuh. karena itu Nabi menganjurkan agar kamu muslimin melakukan bai'ah
(janji setia) kepada beliau. merekapun Mengadakan janji setia kepada Nabi dan
mereka akan memerangi kamu Quraisy bersama Nabi sampai kemenangan tercapai.
Perjanjian setia ini telah diridhai Allah sebagaimana tersebut dalam ayat 18
surat ini, karena itu disebut Bai'atur Ridwan. Bai'atur Ridwan ini menggetarkan
kaum musyrikin, sehingga mereka melepaskan Utsman dan mengirim utusan untuk
Mengadakan Perjanjian damai dengan kaum muslimin. Perjanjian ini terkenal
dengan Shulhul Hudaibiyah.
[1397] Orang yang berjanji setia biasanya berjabatan tangan.
Caranya berjanji setia dengan Rasul ialah meletakkan tangan Rasul di atas
tangan orang yang berjanji itu. Jadi maksud tangan Allah di atas mereka ialah
untuk menyatakan bahwa berjanji dengan Rasulullah sama dengan berjanji dengan
Allah. Jadi seakan-akan Allah di atas tangan orang-orang yang berjanji itu.
hendaklah diperhatikan bahwa Allah Maha suci dari segala sifat-sifat yang
menyerupai makhluknya.
“Sesungguhnya orang-orang
yang BAIAT kepadamu (Muhammad), sesungguhnya mereka BAIAT kepada Alloh”
(Qs: Al Fath : 10)