aRtmGj9nYCRgAUanjInMp3gEbQOqXBW58gLhi6IP

Cari Blog Ini

Pages

HADITS PADA MASA SAHABAT



HADITS PADA MASA SAHABAT

1. Sahabatadalah orang yang bertemu dan hidup bersama Rasul minimal setahun lamanya (Ahli Ususl), Jumhur Muhadditsin - sahabat orang yang bertemu dengan Rasuldengan pertemuan yang wajar sewaktu rasul masih hidup, dalam keadaan Islam lagiiman, Al-Jahidh ulama beraliran Mu'tazilah - sahabat orang yang pernah bergauldengan dan meriwayatkan hadits dari padanya, Ulama Ushul - sahabat orang yangberjumpa dengan Rasul, lama pula bersahabat dengan beliau, walaupun tidakmeriwayatkan hadits, Loght dan 'Uruf - sahabat mereka yang sungguh-sungguh  menyertai Nabi, seduduk, sejalan dengan Nabidalam sebagian waktu.

2. Ada duabelasThabaqot : (1) mereka yang lebih dulu masuk Islam, yaitu orang yang lebih duluberiman di Makkah, (2) Anggota Dar an-Nadwah yang memeluk Islam sesudah Umarmasuk Islam, (3) para sahabat yang hijrah ke habasyah pada tahun k5-5 sesudahRasulullah diutus, (4) pengikut perjanjian 'aqobah pertama, (5) pengikutperjanjian aqobah kedua yang memeluk Islam sesudah aqobah pertama, (6) sahabatmuhajirin yang sampai di  Madinah, ketikaNabi masih berada di Quba, menjelang memasuki Madinah, (7) pengikut perangbadar, (8) para sahabat yang hijrah di antara peristiwa perang badar dan Hudaibiyah,(9) para sahabat yang melakukan bai'at di bawah pohon di Hudaibiyah, (10) parasahabat yang  hijrah sebelum penaklukanMakkah dan sesudah peristiwa Hudaibiyah, (11) para sahabat yang memeluk Islampada saat penaklukan Makkah, (12) anak-anak yang melihat Nabi pada haripenaklukan Makkah dan Haji Wada'.

3. Carameriwayatkan hadits : (1) Periwayatan Lafzi - redaksinya - matannya persisseperti yang diwurudkan Rasul. Bisa dilakukan apabila mereka (sahabat) hafalbenar apa yang disabdakan Rasul.  Para sahabat meriwayatkan hadits melalui cara ini, merekaberusaha agar dalam meriwayatkan hadits sesuai dengan redaksi Rasul, bukanredaksi dari mereka. (2) Periwayatan Maknawi : sahabat berpendapat dalamkeadaan darurat, karena tidak ada lafal asli dari Rasul, maka bolehmeriwayatkan dengan maknawi. Artinya periwayatan hadits yang matannya tidakpersis sama dengan yang dari Rasul akan tetapi isi atau makna akan tetapterjaga secara utuh,  sesuai dengan yangdimaksudkan oleh Rasul tanpa ada perubahan sedikitpun.





D. Perkembangan Hadits Pada masa KhulafaurRosyidin (11 H – 40 H)

Periode ini disebut عصرالتثبت والاقلال من الرواية  Nabi Muhammad SAW. Wafat pada tahun 11 H. Kepada umatnya beliaumeninggalkan dua pegangan sebagai dasar bagi pedoman hidupnya yakni Al-Qur’andan Assunnah
Pada Khalifah dari KhulafaurRosyidin sejak Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali. Abu Bakar sebagai Khalifahpertama secara sungguh-sungguh segera mengadakan usaha pengumpulan Al-Qur’anatas usulan Umar. Yang pada Nabi SAW ayat-ayat Al-Qur’an sudah tertulisseluruhnya tapi belum terkumpul.
Adapun perhatian KhulafaurRosyidin terhadap hadits pada dasarnya adalah :
1.      Para Khulafaur Rosyidin dan para sahabat berpegang bahwa hadits adalah dasarTasyri’ maka setiap amalan syari’at islam. Selalu berpedoman kepada haditsbersama-sama dan atau selalu berpedoman kepada ketentuan Al-Qur’an
2.      Para sahabat berusaha mentablighkan segalahadits yang diterima mereka. Hal ini dilakukan atas dasar hadits rowi : بلغوا عنى ولواية  (رواه البخاري)   
sampaikanlah dariku walau hanya satuayat (HR. Al Bukhori)
            Namunperiwayatan Hadits dipermulaan masa sahabat terutama pada masa Abu Bakar danUmar masih terbatas sekali, disampaikan kepada yang memerlukan saja, belumbersifat pelajaran.
           
Dalam prakteknya, cara sahabat meriwayatkan Haditsada dua, yakni :
1.      Dengan lafadz asli, yakni menurut lafadzh yangmereka terima dari Nabi SAW. Yang mereka hafal benar lafadzh dari Nabi.
2.      Dengan maknanya saja, yakni mereka meriwayatkanmakna nya bukan dengan lafadzhnya karena tidak hafal lafadzh yang asli dariNabi SAW.
Suasana masyarakat masa khulafaal-rasyidin terutama pada masa Abu Bakar dan Umar. Pada umumnya baik dantenteram. Namun timbul benih-benih kekacauan yang bisa merusak Agama islam danmenunggu pengamalan umat umat islam terhadap agama nya, yakni antara lain :
1.      Murtadnya orang sepeninggal Nabi SAW. Diawal pemerintahanAbu Bakar mereka tidak mau memayar zakat. Gerakan ini dapat ditumpas oleh AbuBakar, namun bagaimanapun kasus pembangkangan dan insiden  ghazwah al-riddah dan aksi penumpasannyamembawa efek yang kurang menguntungkan bagi pembinaan masyarakat islam.
2.      masuknya orang-orang Yahudi yang bermuka duamereka. Mereka menganut agama islam bukan atas keikhlasan tapi malah bertujuanuntuk menghancurkan islam dari dalam pelopornya abdulloh ibn saba’
3.      ekses dari kebijaksanaan (policy) ustman ibn affandalam pengangkatan kerabatnya untuk jabatan pemerintah. Menimbulkanketidaksenangan rakyat.
Atas suasana tersebut diatas makamendorong para shahabat untuk berhati-hati dalam soal periwayatan hadits baikdalam menerima maupun dalam menyampaikannya.
Tindaklah berhati-hati (ihtiyatin)para sahabat dalam periwayatan hadits berupa :
1.      Menyedikitkan riwayat, yakni hanya mengeluarkanHadits dalam batas kadar kebutuhan primer dalam pengajaran dan tuntunanpengalaman agama.
2.      Menepis dalam penerimaan Hadits, yakni menelitikedaan rawi dan marwi setiap hadits.
3.      Melarang meriwayatkan secara luas hadits yangbelum dapat difahami umum.


HADITS PADA MASA SAHABAT
1. Sahabatadalah orang yang bertemu dan hidup bersama Rasul minimal setahun lamanya (AhliUsusl), Jumhur Muhadditsin - sahabat orang yang bertemu dengan Rasul denganpertemuan yang wajar sewaktu rasul masih hidup, dalam keadaan Islam lagi iman,Al-Jahidh ulama beraliran Mu'tazilah - sahabat orang yang pernah bergaul dengandan meriwayatkan hadits dari padanya, Ulama Ushul - sahabat orang yang berjumpadengan Rasul, lama pula bersahabat dengan beliau, walaupun tidak meriwayatkanhadits, Loght dan 'Uruf - sahabat mereka yang sungguh-sungguh menyertai Nabi,seduduk, sejalan dengan Nabi dalam sebagian waktu.
2. Adaduabelas Thabaqot : (1) mereka yang lebih dulu masuk Islam, yaitu orang yanglebih dulu beriman di Makkah, (2) Anggota Dar an-Nadwah yang memeluk Islamsesudah Umar masuk Islam, (3) para sahabat yang hijrah ke habasyah pada tahunk5-5 sesudah Rasulullah diutus, (4) pengikut perjanjian 'aqobah pertama, (5)pengikut perjanjian aqobah kedua yang memeluk Islam sesudah aqobah pertama, (6)sahabat muhajirin yang sampai di Madinah, ketika Nabi masih berada di Quba,menjelang memasuki Madinah, (7) pengikut perang badar, (8) para sahabat yanghijrah di antara peristiwa perang badar dan Hudaibiyah, (9) para sahabat yangmelakukan bai'at di bawah pohon di Hudaibiyah, (10) para sahabat yang hijrahsebelum penaklukan Makkah dan sesudah peristiwa Hudaibiyah, (11) para sahabatyang memeluk Islam pada saat penaklukan Makkah, (12) anak-anak yang melihatNabi pada hari penaklukan Makkah dan Haji Wada'.
3. Cara meriwayatkan hadits :(1) Periwayatan Lafzi - redaksinya - matannya persis seperti yang diwurudkanRasul. Bisa dilakukan apabila mereka (sahabat) hafal benar apa yang disabdakanRasul. Para sahabat meriwayatkan haditsmelalui cara ini, mereka berusaha agar dalam meriwayatkan hadits sesuai denganredaksi Rasul, bukan redaksi dari mereka. (2) Periwayatan Maknawi : sahabatberpendapat dalam keadaan darurat, karena tidak ada lafal asli dari Rasul, makaboleh meriwayatkan dengan maknawi. Artinya periwayatan hadits yang matannyatidak persis sama dengan yang dari Rasul akan tetapi isi atau makna akan tetapterjaga secara utuh, sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Rasul tanpa adaperubahan sedikitpun.

Related Posts

Related Posts

Posting Komentar